Gagal Ginjal Akut, Balita Empat Tahun Asal Muna Dirawat di RSUD Baubau

UfukNews. Com, BAUBAU – Setelah terkonfirmasi gagal ginjal akut, MF yang merupakan anak Balita (Anak di Bawah Umur Lima Tahun) asal Kabupaten Muna, akhirnya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palagimata Kota Baubau.

Saat ditemui (24/10/2022), Direktur RSUD Palagimata dr. Sadly Salman melalui Kabid Pelayanan RSUD Palagimata dr. Wa Ode Nurul Husna menjelaskan, awalnya pasien MF masuk di RSUD Kota Baubau pada pukul 00.20 Minggu (23/10/2022).

Bacaan Lainnya

” Pertama kali masuk RSUD Palagimata, Balita MF memiliki keluhan tidak bisa buang air kecil dan kesadaran menurun. Akhirnya, MF mendapatkan perawatan di ruang ICU. Sebelum masuk rumah sakit, MF diketahui mengalami demam dan batuk, ” terang Nurul Husna.

Lanjutnya, sebelum masuk rumah sakit, pasien (MF) sempat dibawa ke Puskesmas dan diberi obat sirup Uni Baby Cough. Kondisi terkini, meskipun pasien sudah bisa buang air, namun kondisi tubuhnya masih menurun.

” Meskipun pasien MF telah dipastikan mengalami gagal ginjal akut, namun kami dari RSUD Palagimata, sedang melakukan pemeriksaan laboratorium dan menunggu hasil foto rontgen. Hal ini dilakukan, untuk mengetahui penyakit penyerta yang menyebabkan kondisi MF menurun, ” bebernya.

Nurul Husna menambahkan, pasien MF akan diarahkan dan dirujuk pada rumah sakit yang dapat memberikan perawatan lanjutan pada MF. Karena, RSUD Palagimata Baubau, masih terkendala alat dan dokter ahli penanganan gagal ginjal pada anak.

Untuk diketahui, dikutip dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.

” Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air, “ujar Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan).

” Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, ” sambungnya.

Sampai saat ini, tambahnya, kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya. Untuk itu, pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.

” Dari data yang ada gejala yang muncul di awal adalah, terkait infeksi saluran cerna yang utama. Untuk itu Kemkes menghimbau, sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan. Pastikan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi, ” imbaunya.

Sebelum menutup, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.

” Surat keputusan ini, memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain, dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis, ” pungkasnya.

Pos terkait