UfukNews. Com, KENDARI – Pada hari kedua (25/11/2022) Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Kelola Pariwisata Berkelanjutan yang digelar disalah satu Hotel di Kota Kendari, mengambil tema “ Mengawal Pariwisata, Darimana Memulainya”. Dalam sesi ini, diisi dengan pengalaman antara Akademisi Pariwisata dan Praktisi Pariwisata.
Salah satu Praktisi Pariwisata Profesor Michael A Rice dari Rhode Island University, menekankan perlunya sinergisitas dalam mengembangkan kepariwisataan.
“ Karena untuk membentuk dan mengembangkan Pariwisata dibutuhkan banyak pihak, dalam hal ini berkolaborasi untuk pengembangan serta membangun Pariwisata yang berkelanjutan, “ ringkasnya.
Sementara itu, Matteo Biershneider dari Wise Steps Travel Organization berbagi pengalaman mengelola pariwisata dengan mempromosikan keunikan, kearifan dan cultural destinasi wisata.
“ Karena dalam pengembangan pariwisata, harus diperkuat dengan keunikan, kearifan local dan budaya. Inilah salah satu daya tarik yang akan memperkuat dalam promosi pariwisata, “ ringkasnya.
Sedangkan Bruno Heinrich Hopff, pemilik kapal pesiar rekreasi Amira, hanya menyampaikan berbagai pengalaman yang dirasakannya selama berkeliling Indonesia.
Senada dengan hal itu, Yusenzho Msc, MBA, seorang ahli sosial entrepreneur ecotourism, memberikan tips bagaimana mengembangkan kepariwisataan.
“ Dengan meminimalir dampak pada alam dan manusia, akan bisa mempertahankan ekosistem serta menjga destinasi berkelanjutan, “ ulasya.
Diwaktu yang berbeda, Kepala Bidang Tata kelola Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Muhamad Ammarie mengatakan, kegiatan yang berjalan ini merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata Provinsi Sultra dan Universitas Haluoleo.
“Kita memilih pembicara dari berbagai latar belakang. Kehadiran mereka, tidak hanya memberikan penguatan pada modul ecotourism yang kita susun bersama UHO, Akan tetapi sekaligus memberikan pencerahan pada peserta bimbingan teknis pada hari ini,” ulasnya.
Ditempat yang sama, Dr. Eka Paksi, Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Prov. Sultra menjelaskan, anggaran memang seringkali menjadi kendala bagi program pariwisata.
“Namun pada dasarnya, kita masih bisa memperjuangkannya. Rekan rekan harus mampu menyajikan program dengan indikator yang tepat, dan tetap mengaju pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,” tuntasnya.
Di sesi berbagi cerita, peserta yang berasal dari sejumlah kabupaten, seperti Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Selatan secara bergantian menceritakan pengalaman mereka dalam mengelola kepariwisataan.
“Kami memikirkan bagaimana menghidupkan kembali sector pariwisata setelah Covid ini. Tantangan yang kami hadapi bukan hanya pada anggaran yang belum maksimal, tapi juga sumberdaya manusia,” kata Zulkifli, staf Dinas pariwisata Kota Kendari.