UfukNews. Com, BUSEL- Dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) melalui Dinas Pariwisata, saat ini sedang meningkatkan potensi obyek wisata yang ada di Buton Selatan.
Pasalnya, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki beberapa objek wisata eksotis yang patut dikunjungi. Pengembangan sektor ini, terus dilakukan pemerintah setempat untuk mendongkrak peningkatan kunjungan wisatawan. Mulai dari pengembangan infrastruktur, amenitas, kelembagaan serta daya dukung lainnya agar mampu mendobrak potensi wisata hingga kekanca nasional.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buton Selatan, La Ode Harwanto mengatakan, jumlah wisatawan pasca pandemi terjadi peningkatan. Hal tersebut, berdasarkan hasil laporan dari setiap desa yang telah terinput dan mempunyai objek wisata unggulan.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Buton Selatan, lagi kuat-kuatnya melakukan promosi pariwisata. Salah satunya, dengan mempromosikan pariwisata ini dengan jalur prestasi,” kata Harwanto saat ditemui di Kantor Sekretariat Daerah Buton Selatan, Selasa (29/11/2022).
Kata Harwanto, beberapa hari ini akan ada objek wisata Buton Selatan (Busel) yang masuk 10 besar di tingkat nasional. Saat ini, pihaknya sedang mengupayakan tiga desa.
“Hal tersebut dilakukan dalam rangka mempromosikan secara besar-besaran pariwisata Buton Selatan. Karena ini adalah lomba tingkat nasional, yang dilaksanakan Kementerian Desa,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, dengan segala potensi dan kebijakan, geliat kepala desa dan dinas terkait, pihaknya bersyukur Pemerintah Buton Selatan (Busel) khususnya di Dinas Pariwisata makin hari makin eksis.
“Karena, didalam pariwisata ada empat hal yang harus beriringan, yakni pengembangan infrastruktur lalu ada kelembagaan, amenitas kemudian ada daya dukung lainnya. Kita upayakan semua hal faktor pendukung tersebut terwujud,” imbuhnya.
Lanjutnya, di sisi lain, kelembagaan dalam pengembangan wisata, telah memberikan kontribusi besar. Seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) desa dan daerah. Apalagi, kelembagaan yang terlibat seperti Pokdarwis dan karang Taruna cukup penting dalam pengembangan potensi wisata.
“Dari sisi pengembangan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Buton Selatan memang mempunyai keterbatasan anggaran. Akan tetapi, ini tidak menjadi batu sandungan bagi kita untuk tidak melakukan pembangunan infrastruktur. Kami terus melakukan koordinasi dan mengandeng semua Desa untuk bekerja sama dalam pengembangan potensi wisata,” terangnya.
Apalagi, sambung Harwanto, daerah Bumi Gadjah Mada ini menyimpan pesona tersendiri. Diman, terdapat wisata alam dan wisata pantai yang tidak kalah menariknya dengan tempat lain. Tempat wisata tersebut diantaranya, air terjun Kabura-burana di Desa Lawela Selatan, Kolam Air Tawar Tepi Pantai di Desa Watiginanda dan Pantai Lagunci di Desa Bahari Tiga.
” Ketiga objek wisata tersebut saat ini, masuk dalam lomba Promosi Desa Wisata Nusantara. Dengan keindahan dan keunikannya. Ketiga destinasi wisata tersebut, diharapkan dapat meraih hasil positif. Kita yakin tiga desa wisata di busel itu akan masuk 10 besar yaitu desa Watiginanda dengan permandian nya kemudian pantai lakunci di desa bahari kemudian permandian kabura burana di Desa lawela selatan,” ringkasnya.
-Air Terjun Kabura-burana
Permandian Kabura-burana di Desa Lawela Selatan, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan (Busel) menjadi salah satu alternatif tujuan wisata masyarakat, khususnya pada saat weekend atau akhir pekan.
Memasuki kawasan wisata permandian alam Kabura-burana, pengunjung akan disambut dengan sejuknya angin dari kawasan hutan lindung serta jernihnya air yang mengalir dari sumber mata air yang juga oleh masyarakat sekitar dimanfaatkan sebagai air konsumsi.
-Kolam Air Tawar Watiginanda
Tempat rekreasi yang satu ini terbilang unik karena membangun kolam air tawar di tepi pantai. Kolam membentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 8×15 meter.
Permandian ini sangat menarik karena memiliki perpaduan nuansa pantai dan segarnya air tawar yang langsung dari mata air yang berada dekat laut.
Memiliki keindahan alam dengan tebing serta alam bawah laut yang masih sangat terjaga keasliannya. sangat cocok bagi yang ingin berlibur bersama keluarga menikmati indahnya pantai dengan mandi di kolam air tawar.
Permandian ini juga memiliki waterboom yang bisa di naiki olah anak-anak serta orang dewasa. Wisata kolam air tawar ini juga di jadikan sarana olahraga air (renang) bagi siswa/siswi ataupun masyarakat yang ada di daerah Buton Selatan.
Dilansir dari Zonasultra.id, Kepala Desa Watiginanda La Bani mengatakan, mata air tersebut sudah tidak digunakan masyarakat sejak 2009 sehingga pihaknya tertarik membangun objek wisata dengan memanfaatkan mata air tersebut.
“Sebelumnya mata air ini digunakan untuk konsumsi masyarakat, namun sejak 2009 sudah ada perpipaan, sehingga air ini sudah tidak digunakan. Olehnya, pemdes memanfaatkan sumber mata air ini untuk dijadikan tempat wisata yang nantinya mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat,” terangnya.
Kolam laut yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini sudah menelan anggaran sekitar Rp2,5 miliar yang bersumber dari dana desa (DD). Anggaran tersebut hanya untuk membangun kolam dan penataan jembatan.
– Pantai Lagunci
Ada yang khas dengan pantai yang sering disebut Ratu Ampat ini. Di sana terdapat monumen kapal yang dibangun di atas batu.
Berada di atas monumen, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan pasir putih yang membentang cukup luas. Sekelilingnya banyak ditumbuhi pohon kelapa, juga terdapat beberapa pulau karang kecil. Belum lagi, birunya bentangan laut banda dan kokohnya tebing-tebing karst di sekitaran monumen kian menambah keeksotisan tempat ini.
Dari Kota Baubau, Monumen Kapal Boti Pantai Lagunci berjarak sekitar 51 kilometer, bisa dijangkau kendaraan roda dua maupun roda empat. Sementara dari pusat Kota Batauga ibukota Kabupaten Busel berjarak sekitar 44 kilometer.
Dilansir Kendariinfo.com, untuk biaya masuk ke dalam monumen yang kini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bahari Tiga ini, pengunjung akan dikenakan karcis sebesar Rp5 ribu untuk dewasa dan Rp3 ribu untuk anak-anak.
Sementara untuk masyarakat setempat, hanya dikenakan tarif sebesar Rp3 ribu untuk dewasa dan Rp2 ribu untuk anak-anak.
Sekadar informasi, Perahu Boti sendiri merupakan sebutan bagi perahu khas dari nelayan masyarakat setempat untuk melaut. Bukan saja digunakan di sekitaran Pulau Buton, dengan perahu ini mereka bisa melaut sampai ke Papua, bahkan hingga ke perairan Australia.