UfukNews. Com, BUTON – Dari 79 objek wisata yang ada Kabupaten Buton, saat ini Dinas Pariwisata Kabupaten Buton tengah lebih memprioritaskan tiga objek wisata berbasis budaya. Dari tiga obyek wisata tersebut, yakni Desa Wisata Wabula dan kerajinan tenun, wisata teluk berbasis kuliner, dan wisata bawah laut, (30/11/2022).
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buton, Rusdi Nudi menjelaskan, pariwisata di kabupaten Buton kerangka dasarnya merupakan eks – kesultanan dan kerajaan Buton. Dari sisi kekuatannya atraksi budaya di Kabupaten Buton, adalah visi oleh Pemerintah.
“Dalam pola pengembangan kita mempunyai Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA). Hal tersebut telah dirumuskan berdasarkan potensi yang dibagi dalam satu wilayah yaitu kawasan strategis pariwisata daerah. Dari tiga wisata yang dijadikan prioritas ini, mempunyai ciri khas yaitu Mandarin Fish yang saat ini menjadi icon dalam perhelatan Porprov,” ujar Kadispar Kabupaten Buton Rusdi Nudi, saat ditemui diruang kerja nya, Rabu, (30/11/2022).
Rusdi Nudi melanjutkan, pihaknya saat ini meningkatan kawasan wisata minat khusus dan kawasan wisata agro, yang terbagi dalam dunia wilayah yaitu Daerah Kapontori dan Daerah Lasalimu.
“Kawasan wisata minat khusus atau edukasi, kita mengarah kebagian hutan atau margasatwa yang jadi satu kawasan dengan teluk kapontori. Kemudian kawasan wisata agro, mengarah kebagian lasalimu. Itu akan dibentuk kawasan agro disana menjadi wisata tanaman dan buah buahan. Ini adalah salah satu pola pengembangan nya,” jelas Rusdi Nudi.
Kata Rudi, tidak dipungkiri dengan adanya keterbatasan anggaran, saat ini menjadi kendala untuk membangun pariwisata. Namun, tidak patah semangat dan memulai peningkatan pariwisata dengan tiga desa yang saat ini menjadi skala prioritas.
“Untuk di Kabupaten Buton, objek wisata yang potensial cukup banyak. Kita mempunyai air terjun yang banyak, keunikan buah yang banyak, dan kawasan pantai yang luas. Akan tetapi, belum ditunjang dengan anggaran yang cukup signifikan. Oleh karena itu, kita hanya mampu memulai dari Wabula dan teluk saja terlebih dahulu. setelah ini, kita membangun dan memoles potensi wisata lainnya,” bebernya.
Rusdi Nudi menerangkan, seluruh pembangunan infrastruktur di tiga tempat pengembangan wisata ini, bersumber dari dana APBN. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir, pihaknya tidak mendapatkan dukungan dana karena peristiwa covid – 19. Dari 360 daerah yang mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), tersisa 36 daerah saja yang masuk kategori destinasi wisata prioritas dan untuk wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya Wakatobi yang mendapatkan dana DAK tersebut.
“Sampai saat ini kita masih mendapatkan dana dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK), tetapi itu adalah dana Non Fisik jadi itu bentuk nya pelatihan bukan untuk pembangunan infrastuktur,” terang Rusdi Nudi.
Tambahnya, untuk pergerakan wisatawan di Buton ini, masih rendah karena akses pendukung nya kurang. Untuk akses di Kabupaten Buton itu ada dua yaitu dari Kota Baubau dan Kabupaten Wakatobi.
” Pariwisata di Buton ini bisa hidup, jika akses pintu masuk ke Buton lebih di tingkatkan. Seperti di Wakatobi jika status akses nya ditingkatkan maka pergerakan wisatawan di Buton pun meningkat. Jadi harapan kita, agar ditingkatkan akses menuju Buton dan juga seperti akses menuju Baubau itu jangan menggunakan pesawat ATR. Yang lebih bagus harus menggunakan pesawat Boeing agar wisatawan yang masuk bisa terjadi peningkatan,” pungkasnya.