Surat Untuk Sepasang Kekasih, Yang Bertemu di Akhir Penantian 

Secarik Narasi Untuk Yang Terkasih

UfukNews. Com, BAUBAU – Tak Terasa kurang lebih lima bulan setelah kepergian mu, hati selalu terasa letih lunglai bak tak bertulang.

Hidup terasa sunyi, senyum simpul yang engkau lontarkan tak semanis dulu serasa hambar tak bernilai.

Ingin ku menghiburmu dengan canda dan tawa, namun aku tak kuasa menahan erangan sakit yang engkau rasakan.

Dirimu tampak kuat dan tegar, meskipun kami tau didalam terasa rapuh serta kasat kusut tak berarah.

Terakhir seminggu yang lalu, kulihat pandanganmu serasa nanar tanpa arah.

Pandanganmu seolah rabun diterpa alunan angin yang kian datang hilir mudik.

Ceriamu tampak suram, dililit sakit yang kadang datang dan pergi.

Bahkan jalanmu semakin lunglai tak beraturan, yang kadang disembunyikan lewat celoteh dan candamu.

Kini canda dan tawamu tak terlihat lagi, ditelan kekakuan diwajah dinginmu.

Ingin rasanya aku memelukmu, walau hanya sekejap untuk menghilangkan dahaga kerinduan dihati.

Namun, kini aku hanya bisa memandang mu dan mengingat butiran butiran nasihat yang pernah engkau lontarkan kepadaku.

Sembari duduk bersimpuh dan berdoa untuk melapangkan jalanmu menuju sang Khaliq.

Ya, kini dirimu telah berjalan jauh menembus tirai kehidupan kekasihmu, yang pernah engkau lontarkan kerinduan akan dirinya yang pergi sebelumnya.

Dimana, setiap saat kadang dirimu selalu bercerita tentang kekasih yang berjanji selalu bersama, Seia sekata serta jalan berbarengan.

Meskipun kadang, engkau selalu menutupi kerinduanmu, akan tetapi gestur tubuhmu tidak dapat menutupinya.

Memang kalian berdua adalah pasangan serasi, selalu saling menemani satu sama lain dalam suka dan duka, dalam canda maupun doa.

Selamat jalan sepasang kekasih yang tidak mempunyai sekat untuk bertemu, semoga dalam duka kami ada kebahagiaan dalam pertemuan abadi.

Saat ini, tidak akan lagi ada sekat untuk kalian berdua, tidak ada hijab pemisah kehidupan serta tidak ada lagi penantian yang panjang.

Kami hanya ingin bilang, terima kasih atas bimbingan dan nasehat selama kami kecil sampai se dewasa ini.

Petuah yang pernah disampaikan, insya Allah kami akan jadikan azimat dan pegangan hidup untuk keberlangsungan hidup dimasa yang akan datang.

Ucapan rasa syukur yang tak terhingga atas bimbingan serta usapan serapan ilmu agama yang pernah kalian titipkan kepada kami.

Kami sebagai anak dan cucu, akan menjalankan hidup, menjaga satu sama lain tanpa harus berpecah paham kasih sayang yang kalian ajarkan sejak dulu.

Selamat jalan kekasih tanpa akhir penantian, semoga Allah SWT, menepatkan sang kekasih ditempat yang terindah dan dalam Khusnul khotimah.

Tugasmu didunia sudah berakhir dan menyelesaikannya dengan penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang.

Kami sangat mencintai dan menyayangi bapak dan mama, namun Allah SWT sang pencipta dan yang mempunyai karya kasih dan sayang lebih mencintai kalian berdua. Semoga duka ini, jadi inspirasi dan introspeksi diri bagi kami. Bahwa semua makhluk yang hidup akan kembali kepada – Nya dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dijalani dalam kehidupan.

Salam hangat dan sayang dari kami anakmu,

By Mono Buthuni, 21 Mei 2024.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *