Target Rampung 2023, Patung Oputa Yi Koo Jadi Landmark Kota Baubau

UfukNews. Com, KENDARI – Ditargerkan selesai pada tahun 2023, Monumen Patung Oputa Yi Koo akan menjadi Icon/pertanda atau monumen pertanda (Landmark) di Kota Baubau khususnya di Kepulauan Buton. Dimana, pembuatan patung Oputa Yi Koo, akan berlokasi di Kotamara, Kota Baubau. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Kontruksi dan tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. Ir. H. Pahri Yamsul, M.Si saat ditemui (1/9/2022).

” Sudah kontrak tinggal tunggu alat, kita buatkan tanda peresmian dimulainya bangunan ( Groundbreaking). Dimana, Anggaran tahap pertama sekitar 17 miliar. Mereka sudah beli alat tiang pancang, dan akhir September tahap pertama. Dalam pembuatan Monumen Patung Oputa Yi Koo, kita memperkirakan dua tahap dalam pengerjaannya. Dan kita target, pengerjaanya rampung pada 2023, ” terang Pahri.

Bacaan Lainnya

Kata Pahri, natinya di bawah Monumen Patung Oputa Yi Koo, itu akan ada seperti Museum yang berisi tentang perjalanan Pahlawan Nasional Oputa Yii Koo, dari awal sampai akhir melalui patung-patung kecil ataupun film-film dokumenter.

” Monumen Patung Oputa Yii Koo, itu sementara sudah kontrak dan alat-alat tiang pancangnya sudah dikirim dari Surabaya. Karena dia (Monumen Patung Oputa Yi Koo) spesifik sama dengan kita bangun Masjid Al- Alam, karena patung Oputa Yi Koo juga dibangun di atas laut . Hanya perbedaannya, pada masjid Al-Alam lautnya agak tenang, sedangkan di Kota Baubau lautnya berombak. Sehingga secara teknis, hitungannya beda makanya kita datangkan dari Surabaya alat-alat tersebut (Seperti tiang pancang dan lain sebagainya), ” bebernya.

Sambungnya, mudah-mudahan di akhir bulan September tahun ini, dan sudah melakukan peresmian pengerjaan tahap pertama .

” Nanti tiang pancang di atas laut dan kita buat dudukannya dengan tinggi patung 23 meter. Karena Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa yi Koo merupakan Sultan yang ke -23. Sedangkan Patung Oputa Yi Koo, dari garis pantai sepanjang 30 meter mencorong ke laut . Jadi kita buat semacam teras, sehingga tidak menganggu lingkungan di sekitar situ, “urainya.

Tambahnya, kebetulan Bapak Gubernur Sultra (H. Ali Mazi) memberikan masukan dan konsep Monas dan Monumen Jogja Kembali (Monjali) sebagai contoh dan nomenklatur. Nantinya, fasilitasnya ini (Patung Oputa Yi Koo) dan dibawahnya ada Museum, bisa menjadi tempat bersosialisasinya masyarakat. Akan tetapi, dengan catatan harus memelihara gedung tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *